Betang Bintang Patendu

Betang Bintang Patendu
Lokasi  : 
          Desa Tumbang Manggu, Kecamatan Sanaman Mantikei, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.

      Pembangunan Betang Bintang Patendu dimulai pada tanggal 15 Maret Tahun 2002, dengan maksud untuk meneruskan dan menjaga budaya dan tradisi Dayak Ngaju yang bisa dikatakan hampir hilang “dari peredaran”. Betang Bintang Patendu dibangun diatas tanah seluas 1,3 hektar, terdiri dari dua bangunan yang dihubungkan dengan satu bagian, yang dinamakan selasar/karayan, seluas 84 m2. Bangunan pertama seluas 171 m2 adalah bangunan utama, dimana terletak ruang pertemuan/balai dan kamar tempat tinggal, sedangkan bangunan kedua adalah ruang dapur dan ruang makan, seluas 135 m2. Betang yang dibangun diatas 4 meter dari tanah, ditopang oleh 100 potong kayu besi (scie. Eusideroxylon zwageri) atau kayu tabalien (dayak Ngaju), menimbulkan kesan yang sangat kuat akan kekayaan alam dan kehidupan masa lalu, dalam konteks masa sekarang.
       sebelum kita sampai pada bangunan utama terlebih dahulu kita menaiki hejan (tangga-bahasa dayak Ngaju) yang terbuat dari 1 batang pohon utuh, memasuki balai pertemuan yang bernama Balai Karungut. Seperti nama balai pertemuan, “karungut”, seperti juga pemilik betang yang adalah seorang artis, the real celebrity of Karungut. Karungut adalah sejenis pantun, yang dilagukan, diiringi dengan musik kecapi, suling dan kangkanong (semacam gambang). Tema karungut biasanya akan berkisar pada ekspresi perasaan manusia, keadaan alam sekitar, mitologi dan legenda/cerita rakyat. Syair-syair Karungut mengajarkan akan kebajikan dan nilai-nilai luhur budaya yang ada dalam suku dayak. Pada jaman dahulu kala, betang dibuat oleh orang banyak secara gotong royong (Handep). Dengan pengetahuan, peralatan yang sederhana, serta kesabaran dan kegigihan, mereka membangun betang dengan waktu yang lama. 
     Betang kedua kemudian di bangun pada 15 September 2005, dengan bangunan utama seluas 300 m2, bangunan dapur seluas 96 m2, dihubungkan oleh pelataran (selasar/kerayan) seluas 128 m2. Betang kedua ini mempunyai balai yang bernama Balai Basara, yang berarti “Balai Bicara”. Bangunan ini akan di gunakan sebagai balai tempat pertemuan adat bagi masyarakat Desa Tumbang Manggu Khususnya.

   Letak Betang ini srategis karena terletak di tengah perkampungan penduduk, lebih tepatnya terletak di belakang komplek sekolah YPDSM (Yayasan Pendidikan Dwima Sanaman Mantikei) dan SMK 1 Sanaman Mantikei. Di dalam betang ini juga tersimpan beberapa peninggalan pernak - pernik masyarakat dayak pada Zaman dahulu misalnya seperti Balanai (balanga) ataupun beberapa alat musik gong dan yang lainnya. Letak desa Tumbang Manggu juga tidak terlalu jauh dari ibukota Palangka Raya, kira - kira setengah hari waktu tempuh yang kita akan tempuh sampai dengan tujuan melalui jalan darat. So... Jika anda masih penasaran silahkan berkunjung langsung ya ????? hehehehehee... ^_^  GBU ALL.


Penulis Dan Teman - Teman


Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah berkunjung kawan.
Mohon Meninggalkan Jejak dengan Berkomentar.
Salam Blogger !!

TUHAN Memberkati Kita Semua...

Popular Post

Teman Blogger

Blogroll

free counters

RSS Feed Berlangganan artikelKu



Masukan Email Mu Disini: