Sipet Atau Sumpit

Beberapa anak sumpit
Sipet atau sumpit merupakan senjata utama suku Dayak. Bentuknya bulat panjang berukuran satu setengah sampai dua meter, berdiameter dua sampai tiga sentimeter. Pada ujung sipet dibuat sasaran bidik berupa patok kecil bentuk wajik berukuran tiga sampai lima sentimeter. Pada bagian tengah sipet berlubang, harus lurus dan licin dengan diameter seperempat sampai tiga perempat sentimeter. 

     Kadang-kadang lubang sipet bagian bawah lebih besar dari pada lubang sipet bagian atas tetapi kadang-kadang lubang atas dan bawah ukurannya sama. Guna lubang untuk memasukan anak sumpitan atau damek. Bagian atas sipet tepat di depan sasaran bidik, dipasang tombak yang disebut sangkoh terbuat dari batu gunung yang diikat dengan anyaman rotan.

 Cara menggunakan sipet adalah sebagai berikut :
1. Mula-mula, damek atau anak sumpitan dimasukkan kedalam lubang sipet dari bawah 
2. Lalu dengan menggunakan sasaran bidik , lubang tersebut ditiup menuju sasaran yang dituju. Ketika ditiup kekuatan terbang damek untuk mencapai sasaran dapat mencapai dua ratus meter.


     Tidak semua jenis kayu dapat di buat sipet. Dari pengalaman untuk mendapatkan hasil maksimal, sipet dibuat dari kayu tampang, kayu ulin/tabalien, kayu lanan, kayu berangbungkan, kayu plepek, atau kayu resak. Kemudian dibutuhkan juga tamiang atau lamiang yaitu bambu kecil yang beruas panjang. Jenis bambu ini keras dan mengandung racun. 

     Tidak semua orang mampu membuat sipet, hanya orang-orang yang ahli dalam bidangnya saja yang mampu. Di Kalimantan, suku-suku yang terkenal sebagai suku yang gemar dan mempunyai keahlian khusus dalam pembuatan sumpitan yaitu Suku Dayak Ot Danom, Punan, Apu Kayan, Bahau, Siang dan Pasir. Pembuatan sipet diawali dengan penebangan pohon kayu besar, yang kemudian dipotong memanjang sekitar tiga meter. Dari sebuah pohon berukuran besar dapat dibuat sepuluh sampai dua puluh batang sipet. Untuk membuat lubang di tengah sipet, digunakan alat yang mereka buat sendiri dari batu gunung yang telah dilebur. Lubang sumpitan harus lurus dan licin. 
    
     Proses pembuatan dapat dilakukan dengan dua cara, pertama murni menggunakan tenaga dan ketrampilan tangan si pembuat. Cara kedua dengan memanfaatkan tenaga alam yaitu dengan kekuatan arus air yang terdapat di riam dan dibuat semacam kincir penumbuk padi. Dengan cara ini sipet yang dihasilkan akan lebih banyak sekitar sepuluh batang perminggu. Harga jual per sipet telah ditentukan oleh hukum adat yaitu jipen ije atau due halamaung taheta. Sipet pantang dipotong dengan parang dan pantang pula di injak-injak. Melanggar aturan berarti tidak mentaati hukum adat, akibatnya bisa-bisa dituntut dalam suatu rapat adat.

 Olahraga Manyipet

Popular Post

Teman Blogger

Blogroll

free counters

RSS Feed Berlangganan artikelKu



Masukan Email Mu Disini: