Mamisi

Mamisi = Memancing (bahasa Indonesia)
masa lun dayak dia tawai arti ah hahahahaha....


   Mamisi atau memancing biasa dilakukan oleh orang2 dayak hanya sekedar untuk mengisi waktu luang jika saja saat itu tidak ada kerjaan, Kegiatan ini bisa saja dilakukan berkelompok terutama saat musim kemarau atau saat sedang agas lauk je murik ataupun masuh (musim ikan). itusih pengalaman penulis. itupun ikan yang di pancing juga hanya ikan kecil, ya maklumkan mancingnya di sungai jadi ikan yang di tangkap juga kecil hahahaha..

  Biasa tempat memancing mereka juga dari atas perahu kecil atau juga dari lanting kecil yang biasa merupakan tempat mandi dan mencuci orang dayak di sungai, anak-anak pun juga sering mengikuti orang tuanya memancing. Umpan yang di pakai biasanya adalah cacing tanah yang di dapatkan dari menggali tanah yang ada di pinggir sungai(tanah Banut) karena umumnya tanah subur ini banyak didiami cacing2 tanah, Oh ya.. menurut pengalaman penulis jika ingin umpannya dapat bertahan lama maka carilah cacing2 yang saat di gali itu tidak terluka terkena galian. Dan yang sudah luka itu langsung saja di pakai untuk umpan. 
  pegangan/gagang pancing biasa di buat dari kayu kecil(ga tau deh apa nama kayunya). 

  Lain halnya jika yang di pancing itu adalah jenis ikan besar maka pancing tidak menggunakan gagang tetapi tali pancing yang besar dan panjang itu di lilitkan pada sebuah benda bulat, umumnya adalah botol dan kaleng cat. dan biasanya memancing jenis ini tidak dengan sistem menunggu tetapi memanjur(Di tinggal), jika biasa pancingan di pasang sore hari maka pada saat pagi selanjutnya pemilik pancing tersebut akan kembali untuk melihat hasil pancingannya. Umpannya pun beragam dari umpan ikan kecil sampai umpan yang di buat dari sisa perut hewan yang di olah. 

  Nah.. ada yang tau kalau mencari ikan dengan rawai.. prinsipnya hampir sama dengan memancing ikan besar, hanya saja ini dipasang di tempat yang agak dalam, dengan patokan sebuah kayu bambu yang di tancapkan kedasar air lalu kemudian tali utama pada jarak tertentu  diikatkan pancing yang berumpan yang kemudian pada bagian belakang de beri pelampung sebagai tanda. nah jika ini maka biasa di lihat di pasang umpannya bisa sampai 2-3 kali sehari karena kemungkinan dapat ikan juga lebih besar. namun ada juga resikonya kawan, karena biasa ada juga Ces(kapal kecil) yang pengemudinya tidak bertanggung jawab dengan seenaknya saja melintas di atas rawai kita tersebut. Akibatnya ya putus lah rawainya jika terkena roda ces tersebut hahaha... sialan memang ya..

Hhhmmm.. sungai di sini sekarang tidak seperti itu lagi kawan, boro2 hasil mamisi banyak.. yang ada sehari memancing bisa ga dapat sama sekali.
Yach taulh sendiri, ikan nya sudah mulai habis terkena setrum dan juga penambangan emas liar diatas sungai.
 (Padahal Masih Banyak Usaha Disini, dasar manusia ya.. selalu Tidak Pernah Puas)
Kalau begini siapa yang disalahkan coba???

YA kita semualah, masa saya sendiri. Tanggung Jawab kita bersama untuk tetap menjaga kelestarian alam kalimantan yang kita cinta ini. Sekian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah berkunjung kawan.
Mohon Meninggalkan Jejak dengan Berkomentar.
Salam Blogger !!

TUHAN Memberkati Kita Semua...

Popular Post

Teman Blogger

Blogroll

free counters

RSS Feed Berlangganan artikelKu



Masukan Email Mu Disini: