Pages

TRADISI MANUGAL SEBAGAI SALAH SATU BENTUK KEARIPAN LOKAL KEHIDUPAN MASYARAKAT DAYAK PEDESAAN

Manugal dalam bahasa dayak ngaju berarti menanam padi, ini biasa di lakukan oleh para petani tradisional suku dayak yang masih memegang teguh kedekatan dengan alam sekitar. Kegiatan ini biasa dilakukan pada sekitar bulan juni sampai dengan bulan agustus yang di mana dilakukan setelah dilakukan meneweng(menebang pohon) dan manyeha(membakar ladang) serta kadang-kadang pula para petani juga harus mangakal(membersihkan ladang dengan membakaran ulang ladang) jika memang saat manyeha ternyata lahan yang bakar masih menyisakan kayu-kayu besar yang mengganggu tempat menanaman padi.
Kegiatan ini biasanya melibatkan pihak pemilik ladang maupun pemilik ladang sekitar yang dimana sering kita sebut dengan saling handep(bahu-membahu) saat manugal ini di lakukan(diikuti), baik oleh laki-laki maupun perempuan bahkan anak-anak pun turut serta bahu-membahu bekerja.     
Berikut Urutan prosesi Manugal Berlangsung :
1.  Menentukan Upun benyi (Bibit Idola)
Pada umumnya diletakan di tengah ladang, sebagai tempat menyimpan bibit padi yang akan di tanam. Alas tempat bibit(benyi) terdiri dari kayu bulat yang berjumlah ganjil 3(jika kayu besar) 5, dan 9 namun berjumlah 7 tidak boleh dipergunakan sebab melambangkan iblis
Di tempat ini didirikan tenda yang di buat dari terpal untuk atap supaya bibit tidak basah jika terjadi hujan,tempat bibit biasa didalam luntung(etang) yang diatur berjejeran. Bibit yang menjadi idola diletakan ditengah bibit yang lain. Alas  tempat bibit seperti lanjung(luntung) dibawahnya ditaruh daun manggis dan daun kajunjung. 
 Diatas benih yang dianggap idola diletakan cermin, baram(tuak), telor ayam kampung, tampung tawar, dan mangkuk kecil yang berisi air yang di beri beras, serta wangi-wangian (seperti parapen, minyak rambut,) dan pakaian perempuan satu pasang.
Lalu didepan bibit idola itu ditancapkan tate atau rukam, pada ujung bagian atas yang dibelah menjadi empat bagian. Tempat memasang kadengkan dan didalam kalang ini dilapisi dengan daun kayu kajunjung sebagai alas sajian(seperti hati, sayap ayam, telor ayam rebus, jantung). Dan sisa bagian ayam yang akan di persembahkan di letakkan di atas bibit idola. Pada bagian bawah kalang ini digantungkan sebuah pinang muda yang dibawahnya dililit kain(bahalai) dan di hubungkan ke setiap lanjung tempat bibit disimpan. Serta arah kayu yang di tancapkan tadi harus menghadap ke arah timur(pambelum). Pada bagian bawah kalang ini dibuat tiga sampalak yang terbuat dari bambu(humbang lanang) di tancapkan ditanah dengan mata terbalik yang diisi dengan air, beras campuran air dan air dengan cabutan rumput yang dibalik akarnya.
Dibawah kalang ini ditanam pula rumput sahar, ditancap juga juga sebuah parang kecil yang harus dihimpitkan dengan kalang.
Dari upun benyi(tempat peletakan bibit) dibuat jalan menuju arah pondok(pasah tana), bibit yang ditanam di mulai dari bibit padi ketan, arahn ya dimulai dari arah anak sungai sampai besar. Padi yang dianggap idola di tanam di tengah-tengah padi lainnya.
2.  Mengambil Arah Tekap(arah manugal)
Harus di mulai dari arah barat menuju ke timur, setiap perhentian tergantung dari kemampuan setiap orang yang mengikuti manugal. Dapat pula berhenti jika mereka merasa lelah atau cape semua tergantung dari kesepakatan bersama namun prosesi ini biasanya harus selesai dalam satu hari. Para laki-laki biasa bertugas sebagai panugal dan perempuan sebagai pihak penyawar dengan mengikuti arah tekap yang di tugal.
3.  Hajamuk (bermain arang)
Prosesi ini hanya sebagai selingan/hiburan dimana mereka dapat saling berbalas-balasan mengusapkan wajah orang lain dengan menggunakan arang sisa hasil pembakaran ladang sebagai bahannya.
4.  Makan dan minum
Biasa jika pagi di sebut manja, semua tergantung dari kemampuan pemilik ladang biasa berupa ketan, kue dan sebagainya. Namun biasa jika istirahat siang atau  prosesi telah selesai mereka makan nasi yang di juga sertai lauk dan lalapan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah berkunjung kawan.
Mohon Meninggalkan Jejak dengan Berkomentar.
Salam Blogger !!

TUHAN Memberkati Kita Semua...